Senin, 01 Maret 2021

TANDA BAHAYA BAHAN KIMIA DAN MSDS

KD 3.4. Menerapkan prinsip penanganan bahan berdasarkan tanda bahaya bahan kimia dan penanganannya berdasarkan tanda bahaya sesuai MSDS .

KD 3.5. Menganalisis MSDS bahan kimia


Tanda Bahaya Bahan Kimia

Tanda bahaya harus kita ketahui sehingga ketika kita bekerja dengan bahan kimia kita dapat dengan mudah mengenali dari tanda bahaya yang terdapat dalam label zat atau bahan kimia tersebut dan kita dapat menangani bahan kimia tersbut dengan benar. Mari kita lihat tanda bahaya yang dapat kita identifikasi dengan benar.

 1. BAHAN YANG BERSIFAT KOROSIF

Bahan kimia ini bersifat menghancurkan dan dikenal sebagai bahan yang tajam.

Penanganan Terhadap Zat Yang Bersifat Korosif:
  • Harus dibilas dengan air secepatnya max 15 menit dan jika tidak membaik hubungi medis.
  • Jika terhirup atau tertelan harus dibawa ke tim medis profesional
  • Jangan dimuntahkan karena menambah kerusakan pada kerongkongan, mulut dan kerongkongan (sistem pencernaan)

 

Contoh Bahan Korosif
  • Contoh khas bersifat Asam adalah asam belerang (H2S) dan asam cuka (CH3COOH).
  • Contoh khas bersifat Basa adalah Natrium hidroksida (NaOH)

2. BAHAN MUDAH TERBAKAR (FLAMMABLE)

Suatu material mudah terbakar bisa berupa suatu padatan, cairan atau gas.
Cairan yang mempunyai titik nyala di bawah 100°F( 37.8 °C.)

Penanganan Terhadap Zat Yang Bersifat Mudah Terbakar:
    • Cuci tangan setelah bekerja, jaga kebersihan.
    • Simpan bahan atau zat ditempat yang dingin, kering, dan berventilasi serta jauhkan dari panas, sumber penyalaan api dan sinar matahari
    • Wadah harus tertutup rapat
    • Selalu siap dengan peralatan keadaan darurat
Contoh Bahan Mudah Terbakar 
Contoh : Aceton, Methanol, n-Hexane, Petroleum benzene,


3. BAHAN OKSIDATOR

Suatu material yang bersifat oksidator bisa berupa suatu padatan, cairan atau gas.
Bahan inkompatibel: bahan mudah terbakar, asam kuat, dan logam yang bersifat reduktor

Penanganan Terhadap Zat Yang Bersifat Oksidator
  • Cegah terbentuknya uap.
  • Simpan bahan atau zat ditempat yang dingin, kering, dan berventilasi serta jauhkan dari panas, sumber penyalaan api dan sinar matahari
  • Wadah harus tertutup rapat dan hindari kebocoran
  • Bahan bangunan gudang atau tempat penyimpanan harus tahan korosi
Penanganan Pertolongan
  • Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat udara segar, beri oksigen bila perlu
  • Jika terkena mata, segera cuci mata dengan air bersih (hangat) selama 20 menit dan segera bawa ke dokter
  • Jika terkena kulit cuci dengan air

Contoh Bahan Oksidator
    • Ammonium nitrate, Sodium nitrate, Potassium Permanganat

4. BAHAN BERSIFAT IRRITANT

Suatu material yang bersifat IRRITANT bisa menyebabkan iritasi pada tenggorokan, mata, dan kulit
Penanganan Terhadap Zat Yang Bersifat Irritant:
  • Hindari dari pernafasan karena akan menyebabkan iritasi pada tenggorokan pusing, mau muntah, gunakan self contained breathing apparatus (SCBA).
  • Hindari kontak dengan mata karena dapat menimbulkan rasa terbakar gunakan kacamata dan perisai muka
  • Hindari kontak dengan kulit karena akan menyebabkan kulit menjadi kering dan terluka, gunakan gloves
Penanganan Pertolongan
  • Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat udara segar
  • Jika terkena mata, segera cuci mata dengan air bersih (hangat) selama 20 menit dan segera bawa ke dokter
  • Jika terkena kulit cuci dengan air bersih 10 menit bila iritasi masih terjadi bawa ke penanganan medis
Contoh Bahan Irritant: Citric acid, Sodium carbonate anhydrous


5. BAHAN BERSIFAT BERACUN
Suatu material yang bersifat BERACUN bisa menyebabkan KEMATIAN

Penanganan terhadap zat yang bersifat beracun:
  • Hindari dari pernafasan karena akan menyebabkan iritasi yang kuat pada saluran pernafasan, batuk dan sukar bernafas, keterpaan kuat pada alveoli pada paru-paru menyebabkan kematian, gunakan self contained breathing apparatus (SCBA).
  • Hindari kontak dengan mata karena dapat merusak kornea mata secara permanen gunakan kacamata dan perisai muka
  • Hindari kontak dengan kulit karena akan menyebabkan luka bakar dan menyerap kadalam pori-pori, gunakan gloves
Penanganan Pertolongan:
  • Jika terhirup, pindahkan korban ke tempat udara segar,bila sukar bernafas bawa ke dokter
  • Jika terkena mata, segera cuci mata dengan air bersih dan dialirkan selama 60 menit dan segera bawa ke dokter
  • Jika terkena kulit cuci dengan air bersih 20 menit, bawa ke dokter
Contoh Bahan Beracun:
Sodium nitrit, Potassium acetate, Potassium bromide, Methyl orange, Arsen


6. BAHAN BERSIFAT MUDAH MELEDAK


Suatu material yang bersifat mudah peledak atau peka terhadap panas, goncangan, friksi atau dorongan/gerakan menyebabakan suatu reaksi kimia yang cepat

Penanganan terhadap zat yang bersifat mudah meledak:
  • Cuci tangan setelah bekerja, jaga kebersihan.
  • Simpan bahan atau zat ditempat yang dingin, kering, dan berventilasi serta jauhkan dari panas, sumber penyalaan api dan sinar matahari
  • Jangan terlalu banyak gocangan
  • Selalu siap dengan peralatan keadaan darurat
Contoh Bahan Mudah Meledak: Trinitrotoluene.





MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS)

Laboratorium kimia adalah tempat dilaksanakannya berbagai aktivitas yang melibatkan pemakaian bahan kimia tertentu. Laboratorium memiliki fungsi utama sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan praktikum. Dalam melaksanakan praktikum, kontak oleh siswa dengan bahan kimia akan terjadi baik langsung maupun tidak langsung. Setelah memasuki dunia kerja maka akan dijumpai laboratorium kimia di bidang institusi riset atau industri. Dalam lapangan industri, laboratorium kimia didirikan untuk keperluan kualitas kontrol produksi atau untuk bagian riset dan pengembangan. Selain di laboratorium, untuk staf yang bekerja di industri pada bagian produksi pun sering melibatkan aktivitas yang melibatkan kontak dengan bahan kimia. Bekal tentang pengetahuan bahan kimia perlu dimiliki mengingat bahan kimia memiliki potensi untuk menimbulkan bahaya baik terhadap kesehatan maupun dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Hal ini dapat dipahami karena bahan kimia dapat memiliki tipe reaktivitas kimia tertentu dan juga dapat memiliki sifat mudah terbakar.

Untuk dapat mendukung jaminan kesehatan dan keselamatan kerja maka para pelaksana yang bekerja di laboratorium harus mengetahui dan memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk menangani bahan kimia khususnya dari segi potensi bahaya yang mungkin ditimbulkan. Informasi atau pengetahuan yang harus diketahui pelaksana di laboratorium kimia salah satunya adalah informasi tentang Material Safety Data Sheet (MSDS). Informasi MSDS umum digunakan di laboratorium.

MSDS adalah dokumen yang dibuat khusus tentang suatu bahan kimia mengenai pengenalan umum, sifat-sifat bahan, cara penanganan, penyimpanan, pemindahan dan pengelolaan limbah buangan bahan kimia tersebut. Berdasarkan isi dari MSDS maka dokumen tersebut sebenarnya harus diketahui dan digunakan oleh para pelaksana yang terlibat dengan bahan kimia tersebut yakni produsen, pengangkut, penyimpan, pengguna dan pembuang bahan kimia. Pengetahuan ini akan dapat mendukung budaya terciptanya kesehatan dan keselamatan kerja.



CAKUPAN PADA MSDS

Secara garis besar, MSDS mengandung informasi tentang uraian umum bahan kimia, sifat fisik dan kimiawi, cara penggunaan, penyimpanan, dan pengelolaan bahan buangan. MSDS dibuat oleh berbagai pihak seperti produsen bahan, institusi yang bergerak dan terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja, industri atau perguruan tinggi. Terkait dengan kepentingan para pembuat MSDS maka format dokumen MSDS tidak seragam dan masing-masing mungkin menonjolkan uraian yang terkait dengan kepentingan mereka. Akan tetapi terdapat beberapa informasi yang minimal terdapat pada MSDS secara umum.

Pada bagian berikut diuraikan informasi-informasi yang umumnya terdapat pada dokumen MSDS. Informasi tersebut antara lain adalah :

1. Informasi umum
· Tanggal pembuatan
a. Alamat produsen atau suplier
b. Nomor seri CAS (Chemical Abstract Serial Number)
c. Nama kimia
d. Nama perdagangan dan sinonim
e. Nama kimia lainnya
f. Rumus struktur dan rumus kimia
g. Tanda bahaya bahan kimia (lihat uraian berikut)

2. Informasi tentang komponen berbahaya
a. Batas paparan tiap komponen
b. Komposisi
c. Persen berat

3. Informasi data fisika
a. Titik didih
b. Tekanan uap
c. Kerapatan uap
d. Titik beku atau titik leleh
e. Kerapatan cairan
f. Persen penguapan
g. Kelarutan
h. Penampakan fisik dan bau

4. Informasi tentang data kemudahan terbakar dan ledakan
a. Titik nyala
b. Batas kemampuan terbakar
c. Batas temperatur terendah yang menimbulkan ledakan
d. Batas temperatur tertinggi yang menimbulkan ledakan
e. Media /bahan kimia yang digunakan untuk pemadaman
f. Prosedur khusus untuk pemadaman

5. Informasi tentang data reaktivitas
a. Stabilitas bahan
b. Pengaturan lokasi penempatan bahan
c. Produk dekomposisi yang berbahaya
d. Produk polimerisasi yang berbahaya

6. Informasi tentang bahaya kesehatan
a. Efek terkena paparan yang berlebihan
b. Prosedur pertolongan darurat dan pertolongan pertama akbiat kecelakaan
c. Kontak pada mata
d. Kontak pada kulit
e. Terhirup pada pernafasan

7. Informasi prosedur pengumpulan, pengelolaan dan pengolahan limbah
a. Langkah-langkah yang harus diambil untuk pengumpulan limbah
b. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di lapangan
c. Prosedur pengelolaan dan pengolahan limbah di laboratorium
d. Metoda pemusnahan limbah bahan kimia

8. Informasi perlindungan bahan kimia
a. Perlindungan respiratory
b. Ventilasi
c. Sarung tangan pelindung
d. Pelindung mata
e. Peralatan pelindung lainnya
f. Pengawasan perlindungan

9. Informasi penanganan awal khusus
a. Penanganan khususu dalam penggunaan dan penyimpanan
b. Penanganan awal lainnya

10. Data transportasi
a. Nama dan jenis transportasi
b. Tanda kelas bahaya bahan
c. Tanda label
d. Tanda merk
e. Prosedur darurat akibat kecelakaan
f. Prosedur penanganan awal yang harus dilakukan selama tranportasi.

Untuk MSDS yang dibuat dari beberapa penyusun sering berbeda dalam hal urutan penyajian, penonjolan dan prioritas materi, tidak memuat beberapa prosedur pendukung, atau detail proses yang berlaku standar tidak dituliskan secara lengkap. Meskipun demikian pengguna atau mahasiswa dapat merujuk MSDS dari beberapa sumber untuk dikomparasikan sehingga saling melengkapi.

Salah satu hal penting yang harus diketahui pada MSDS yakni simbol tanda bahaya yang digunakan di MSDS. Pada MSDS tanda bahaya dikelompokkan menjadi 4 hal yakni bahaya dari segi kesehatan, kemudahan terbakar, reaktivitas bahan dan bahaya khusus, dan digunakan simbol belah ketupat yang terdiri dari 4 bagian (lihat gambar). Arti simbol tersebut adalah :
  1. Bagian sebelah kiri berwarna biru menunjukkan skala bahaya kesehatan.
  2. Bagian sebelah atas berwarna merah menunjukkan skala bahaya kemudahan terbakar. Bagian sebelah kanan berwarna kuning menunjukkan skala bahaya reaktivitas.
Bagian sebelah bawah berwarna putih menunjukkan skala bahaya khusus lainnya.
Masing-masing bagian akan terisi dengan angka skor tertentu dengan nilai 0, 1, 2, 3 atau 4 tergantung dari tingkat bahaya bahan kimia. Skor 0 mengindikasikan bahan kimia tidak berbahaya, sedangkan skor 1 menunjukkan bahaya pada level rendah dan skor 4 menunjukkan bahan tersebut termasuk sangat berbahaya. Detail arti tingkat bahaya tersebut diuraikan pada tabel berikut. Kode angka tersebut secara berturut-turut mengartikan tingkat bahaya dari segi kesehatan, kemudahan terbakar, reaktivitas dan bahaya khusus lainnya.


Skor Arti Bahaya terhadap kesehatan:
4) Bahan kimia yang dengan sangat sedikit paparan (exposure) dapat menyebabkan kematian atau sakit parah.

3) Bahan kimia yang dengan sedikit paparan dapat menyebabkan sakit serius atau sakit parah.

2) Bahan kimia yang dengan paparan cukup intens atau berkelanjutan dapat menyebabkan kemungkinan sakitparah atau penyakit menahun.

1) Bahan kimia yang dengan terjadinya paparan dapat menyebabkan iritasi atau sakit.

0) Bahan kimia yang akibat paparan termasuk dalam kondisi terbakar tidak mengakibatkan sakit atau bahaya kesehatan.



Skor Arti Bahaya kemudahan terbakar:
4) Bahan kimia yang akan teruapkan dengan cepat atau sempurna pada tekanan atmosfer dan temperatur kamar atau bahan kimia yang segera terdispersi di udara dan bahan kimia tersebut akan terbakar dengan cepat.

3) Bahan kimia berupa cairan atau padatan yang dapat menyala pada semua temperatur kamar.

2) Bahan kimia yang harus dipanaskan atau dikondisikan pada temperatur tinggi tertentu sehingga dapat menyala.

1) Bahan kimia yang harus dipanaskan terlebih dahulu sebelum nyala dapat terjadi.

0) Bahan kimia yang tidak dapat terbakar.



Skor Arti Bahaya reaktivitas:
4) Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi pada tekanan dan temperatur normal.

3) Bahan kimia yang secara sendirian memiliki kemungkinan meledak atau terdekomposisi dan menimbulkan ledakan atau bereaksi tetapi membutuhkan bahan inisiator atau harus dipanaskan pada kondisi tertentu sebelum inisiasi atau bahan yang bereaksi dengan air dan menimbulkan ledakan.

2) Bahan kimia yang segera menunjukkan perubahan kimia drastis akibat kenaikan temperatur atau tekanan atau reaksi secara cepat dengan air dan mungkin membentuk campuran bahan peledak dengan air.

1) Bahan kimia yang secara sendirian stabil tetapi dapat menjadi tidak stabil akibat kenaikan temperatur atau tekanan.

0) Bahan kimia yang secara sendirian stabil kecuali pada kondisi nyala api dan bahan tidak reaktif dengan air.



Penanganan bahan kimia
Penyimpanan bahan kimia tergantung pada beberapa faktor, bukan pada biaya dan ruang yang ada. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple hazards), pelabelan (labeling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals), inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).

Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya.

Banyak bahan kimia yang memiliki sifat lebih dari satu jenis tingkat bahaya. Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic. Berikut ini merupakan panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan penyimpanannya.

Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia. Bahan-bahan demikian disebut "incompatible" dan harus disimpan secara terpisah. Bahan-bahan kimia "incompatible" berikut, bila bersentuhan (kontak) dengan bahan kimia lain akan menghasilkan reaksi yang hebat, kebakaran atau ledakan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pembuatan Larutan / Reagensia

KD 3.20. Menganalisis sifat-sifat bahan kimia dalam pembuatan larutan / reagensia KD 4.20. Membuat larutan standar dan larutan pereaksi